"Diam-Diam Aku Ingin Membahagiakan Mereka, Tapi Sampai Kapan Harus Seperti Ini?"
Diam-Diam Aku Ingin Membahagiakan Mereka, Tapi Sampai Kapan Harus Seperti Ini?
"Kadang bukan pekerjaannya yang berat. Tapi hati yang mulai bertanya: sampai kapan harus begini?"
Ada seseorang di luar sana. Seorang ayah. Ia bekerja setiap hari — bukan karena ingin kaya, tapi karena tak tahu cara lain untuk terus bertahan.
Setiap pagi ia bangun lebih dulu. Setiap malam ia tidur paling akhir. Dalam diam, ia menahan semua rasa lelah. Dalam senyap, ia menyimpan semua keinginan.
👴 Ada Sosok Tua yang Ingin Ia Bahagiakan
Di kampung, tinggal seorang ayah tua yang pernah mengangkatnya di pundak. Kini tubuh itu mulai membungkuk. Rumah masa kecil yang dulu ramai, kini sepi. Dan satu-satunya hal yang ingin ia lakukan adalah… membuat orang tua itu tersenyum bangga. Tapi waktunya? Terasa selalu kurang.
👩 Seorang Istri yang Menunggu di Rumah
Istri yang setiap malam menatapnya tanpa banyak kata, mungkin berharap ada kejutan, atau sedikit cerita. Tapi apa daya, ia hanya pulang dengan tubuh lelah dan kantung mata yang semakin dalam. Ia ingin membahagiakannya… tapi tak tahu caranya selain terus bekerja.
👧 Anak-Anak yang Menjadi Alasannya Bertahan
Di matanya, anak-anak adalah alasan untuk tetap berjalan. Walau kadang ia merasa gagal. Ia ingin membuat mereka tertawa, ingin melihat bibir mungil itu tersenyum… tapi kadang, bahkan waktu pun terasa mencuri kesempatan itu.
💬 Tapi Siapa yang Mengerti Hatinya?
Ia tak banyak bicara. Bukan karena tak punya keluhan. Tapi karena merasa tak ada ruang untuk itu. Dunia mengajarinya jadi kuat. Jadi kepala rumah tangga. Jadi seseorang yang tak boleh lelah.
Padahal… kadang ia hanya ingin rehat sebentar. Diberi pelukan. Atau cukup seseorang yang bertanya, "Apa kamu baik-baik saja?"
📌 Penutup
Tak semua pahlawan memakai jubah. Ada yang memakai baju kerja lusuh. Tak semua kekuatan itu bersuara. Ada yang hanya bisa diam… tapi terus berjalan, demi orang-orang yang ia sayangi.
Dan kalau kamu adalah orang itu — yang merasa sendirian dalam perjuangan ini — ketahuilah… kamu sedang membangun kebahagiaan, meski hasilnya belum terlihat hari ini.
Kamu tidak gagal. Kamu hanya sedang berjuang lebih keras dari yang lain.
Komentar
Posting Komentar